Sabtu, 10 Desember 2011

Pentingnya Asam Folat Bagi Ibu Hamil

Bagi ibu hamil, memiliki bayi sehat berarti memastikan dirinya sehat terlebih dahulu. Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah cacat lahir yang serius pada bayi adalah mendapatkan asam folat yang cukup setiap hari – khususnya sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan.

Kekurangan asam folat sangat berpengaruh pada perkembangan sistem saraf utama otak dan tulang belakang janin.

Apakah Asam Folat ?

Asam folat adalah vitamin B9, bentuk vitamin B yang larut dalam air. Asam folat terjadi secara alami dalam makanan. Asam folat dalam bentuk sintetis banyak digunakan untuk fortifikasi makanan dan suplemen gizi.


Pada manusia, asam folat diperlukan untuk sintesis asam nukleat dan pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Asupan kekurangan asam folat dapat mengganggu pematangan sel darah merah muda dan menyebabkan anemia.

Cukupi Sejak Sebelum Hamil

Saat seorang wanita menyadari kehamilannya, maka kehamilan itu sebenarnya sudah berusia 5-6 minggu. Padahal, cacat tabung saraf janin (NTD) bisa terbentuk saat kehamilan berusia 2-4 minggu. Itu sebabnya, idealnya kebutuhan asam folat sudah tercukupi sejak sebelum terjadinya kehamilan.
Secara umum, kebutuhan wanita usia subur serta ibu hamil akan asam folat adalah sekitar 400-600 mikrogram (0,4-0,6 mg) per hari. Kecukupan ini bisa mencegah 50-70 persen resiko NTD. Artinya, bila memang ingin hamil, seorang wanita sebaiknya sudah harus mencukupi kebutuhan asam folatnya, minimal 4 bulan sebelum kehamilan.

Ibu dan Janin

Asam folat penting untuk perkembangan tabung saraf selama kehamilan yang membentuk otak dan sumsum tulang belakang. Defisiensi asam folat pada wanita hamil meningkatkan resiko melahirkan prematur, bayi dengan berat lahir rendah atau dengan cacat tabung saraf (neural tube defect).  Banyak studi menunjukkan bahwa wanita yang mendapatkan 400 mikrogram (0,4 mg) asam folat setiap hari sebelum pembuahan dan selama awal kehamilan mengurangi risiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf hingga 70%.

Jika perkembangan sistem saraf utama terganggu, maka akan mempengaruhi perkembangan janin, yakni pembentukan tulang-tulang kepala, termasuk wajah (menyebabkan sumbing), sistem hormon (pada anak perempuan, di saat dewasa kelak bisa tidak mengalami menstruasi) dan perkembangan pusat kecerdasan (gangguan belajar). Selain itu, juga berakibat pada sistem motorik (mengalami lumpuh, tidak bisa berjalan tegak), tidak ada kontrol untuk buang air besar maupun buang air kecil serta adanya gangguan jantung.

Pada ibu hamil sendiri, asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Itu sebabnya, ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat, umumnya juga mengalami anemia dengan segala konsekuensinya (terlihat pucat dan mudah letih, lesu dan lemas). Bahkan, juga berisiko mengalami persalinan prematur, plasenta lepas sebelum waktunya (solusio plasentae) dan keguguran.

Tiga Bentuk Cacat Tabung Saraf
  1. SPINA BIFIDA (penutupan tidak lengkap sumsum tulang belakang dan tulang belakang) - adanya celah pada tulang belakang sehingga tidak bisa tertutup sempurna akibat beberapa ruas tulang gagal bertaut. Cacat jenis ini lumayan banyak terjadi di antara ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat, yakni 65%. Meski bisa bertahan hidup, namun bayi spina bifida sering disertai kelainan lain seperti kelumpuhan dan tidak ada kontrol untuk buang air besar dan kecil. 
  2. ANENCEPHALY (tempurung kepala gagal menutup) - tidak sempurnanya pertumbuhan tengkorak kepala dan otak. Jenis yang sering membawa kematian begitu bayi dilahirkan ini, dialami sekitar 25% dari ibu hamil yang kekurangan asam folat.
  3. ENCEPHALOCELE (jaringan otak menonjol keluar pada kulit dari pembukaan abnormal dalam tengkorak) - adanya tonjolan di belakang kepala. Jenis ini diderita sekitar 10% dari ibu yang kekurangan asam folat.
Cacat tabung saraf terjadi ketika tabung saraf gagal menutup dengan benar sehingga membuat otak atau sumsum tulang belakang terekspos cairan ketuban.

Semua cacat ini terjadi selama 28 hari pertama kehamilan (atau 4 sampai 6 minggu setelah hari pertama periode terakhir menstruasi) - biasanya sebelum seorang wanita yang tahu dia hamil. Itulah mengapa begitu penting bagi semua wanita usia subur untuk mendapatkan cukup asam folat – tidak hanya mereka yang berencana untuk hamil. Hanya 50% dari kehamilan direncanakan, sehingga setiap wanita yang berpotensi hamil harus memastikan dia mendapatkan cukup asam folat.

Para dokter dan ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin mengapa asam folat memiliki dampak yang besar dalam pencegahan cacat batang saraf, tetapi mereka tahu bahwa vitamin ini sangat penting dalam pengembangan DNA. Akibatnya, asam folat berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, serta pembentukan jaringan.

Bagaimana Mengetahui Janin Cacat Tabung Saraf

Lewat pemeriksaan USG (ultrasonografi) sekitar kehamilan minggu ke-12 atau ke-13. Untuk kasus spina bifida program yang lebih diutamakan di Indonesia adalah pencegahan dan deteksi dini. Umumnya, spina bifida tidak berdiri sendiri, tetapi pada janin tersebut juga terdapat beberapa kelainan kongenital mayor lain, misal mengalami lumpuh dan tidak memiliki kontrol untuk buang air yang membuat kehidupannya kelak sangat buruk. Itu sebabnya, dokter akan berusaha untuk memberikan konseling pada ibu dan keluarga yang bersangkutan tentang kemungkinan pengakhiran kehamilan sedini mungkin.

Selain itu, cacat tabung saraf pada janin ternyata juga bisa berulang pada kehamilan berikutnya. Hal ini karena faktor pencetus terjadinya cacat ini bukan hanya kekurangan asam folat, tetapi juga beberapa faktor lain, seperti keturunan (genetik), penderita obesitas, penderita diabetes yang sudah sangat bergantung pada insulin atau penderita epilepsi dan mengonsumsi obat-obatan yang menghambat penyerapan asam folat.

Karena itulah, pada mereka yang pernah dan masih mengalaminya, harus lebih berhati-hati. Dianjurkan agar sebelum kehamilan berikutnya, mereka mengonsumsi asam folat minimal 0,4 mg per hari selama kurang lebih 3-4 bulan sebelum merencanakan kehamilan.

Sumber-sumber asam folat

Sebagaimana zat gizi lain, kecukupan asam folat yang merupakan turunan dari vitamin B ini, juga bisa diperoleh dari berbagai makanan sehari-hari. Asam folat banyak ditemukan di sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam, kangkung, sawi, katuk, kacang panjang, kembang kol, kubis serta asparagus. Begitu juga dengan buah-buahan berwarna merah atau jingga, seperti semangka, jeruk, pisang, nanas, juga kiwi. Asam folat juga terdapat pada kacang-kacangan, kedelai, daging, hati sapi, ikan juga susu (saat ini banyak susu yang difortifikasi asam folat).

Jika Anda menjalani pola makan sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, maka seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh Anda bisa dibilang sudah terpenuhi. Khusus untuk memenuhi kebutuhan asam folat, ibu hamil bisa menambah porsi makanan sumber asam folat. Misalnya, tiga porsi sayur kaya asam folat, tiga porsi buah dan dua gelas susu dalam sehari, di samping itu tentu saja sumber protein (sekitar 200 gram setiap kali makan) serta karbohidrat.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengolah dan memasak makanan kaya asam folat. Bila dimasak terlalu lama, kandungan asam folat bisa berkurang atau malah hilang. Mengingat risiko tersebut, maka ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen asam folat secara teratur sesuai rekomendasi dokter, yaitu sekitar 0,4 hingga 1 mg per hari. Ibu hamil tak perlu takut kelebihan asam folat karena akan dikeluarkan dari tubuh secara alamiah, namun sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar